Ketika kita bicara SEO, umumnya yang terlintas di kepala adalah tips untuk mengoptimalkan konten tulisan yang kita buat. Mulai dari judul, meta tag, hingga keyword yang dipakai.
Padahal selain tulisan, konten blog kita juga mungkin akan memiliki banyak gambar. Dan sama seperti tulisan, SEO gambar juga bisa dioptimalkan untuk mendongkrak performa konten di hasil pencarian Google. Lumayan kan bisa dapat tambahan trafik dari hasil pencarian gambar.
Lalu apa saja tips Image SEO yang bisa kita lakukan? Yuk simak 12 tips berikut ini!
Daftar Isi
Cara Optimasi SEO Gambar untuk Meningkatkan Trafik Blog dan Website
1. Gunakan gambar yang relevan serta berkualitas baik
Sebelum mengoptimalkan SEO pada gambar, langkah pertamanya adalah mencari gambar yang relevan dengan artikel yang kita buat. Tidak hanya baik untuk konten, gambar yang relevan juga tidak akan membuat bingung pembaca.
Selain itu pastikan gambar yang kamu pakai berkualitas baik. Gambar yang buram atau memiliki resolusi rendah tidak akan menarik minat pembaca yang melihatnya, dan potensi trafik kamu dari hasil pencarian gambar bisa saja berkurang.
2. Menggunakan nama file yang sesuai
Langkah kedua yang bisa kita lakukan adalah memberi nama gambar sesuai dengan deskripsi gambar tersebut. Mengutip dari panduan gambar oleh Google,
Sama halnya dengan nama file, yang dapat memberikan petunjuk tentang materi pokok gambar ke Google. Misalnya, anak-kucing-persia-hitam.jpg lebih baik daripada IMG00023.JPG.
Lagipula menggunakan nama yang baik akan memudahkan kita untuk mencari file gambar tersebut jika kita membutuhkannya lagi kelak.
Untuk cara penamaannya sendiri tidak perlu terlalu berlebihan. Cukup gunakan nama yang singkat dan informatif serta tidak perlu melakukan keyword stuffing.
3. Tambahkan caption dan alt text
Selain melalui nama file, Google juga menggunakan deskripsi pada alt text untuk memahami sebuah gambar. Alt text, atau alternative text, sendiri adalah meta data yang biasanya digunakan untuk menggantikan posisi gambar yang tidak bisa ditampilkan secara sempurna.
Untuk penamaannya sendiri, Google menyarankan untuk fokus pada deskripsi singkat yang kaya informasi serta memiliki kata kunci yang relevan dengan gambar dan sesuai dengan konten. Sama seperti judul, hindari penggunaan kata kunci yang terlalu banyak agar Google tidak menganggapnya sebagai spam.
Sebagai ilustrasi, berikut adalah cara penamaan alt text yang sesuai dengan panduan Google,
- Buruk (tidak ada alt text):
<img src="anak-kucing.jpg">
- Buruk (terlalu banyak kata kunci):
<img src="anak kucing.jpg" alt="anak kucing bayi kucing meong ngeong kucing kecil persia kucing hutan makanan kucing murah makanan untuk kucing"/>
- Lebih baik:
<img src="anak kucing.jpg" alt="kucing"/>
- Terbaik:
<img src="anak kucing.jpg" alt="anak kucing Persia bermain pita"/>
Dan jika kamu menambahkan teks alternatif untuk produk toko online, kamu juga bisa memasukan deskripsi barang lengkap seperti jenis, bahan, warna, model, atau nomor seri barang.
Selain teks alternatif (alt text), jangan lupakan juga caption. Mengutip panduan gambar dari Google,
Google extracts information about the subject matter of the image from the content of the page, including captions and image titles. Wherever possible, make sure images are placed near relevant text and on pages that are relevant to the image subject matter.
Tidak hanya baik untuk SEO, caption yang ditulis dengan baik juga bisa memikat pembaca.
4. Perhatikan letak gambar
Meski kita bisa meletakan gambar di mana saja, Google lebih menyarankan agar gambar diletakan dekat dengan teks yang relevan. Bahkan kalau gambar yang kita pakai sesuai dengan judul, kita bisa meletakannya di bagian teratas sebuah halaman.
Optimize placement: Whenever possible, place images near relevant text. When it makes sense, consider placing the most important image near the top of the page.
5. Mengoptimalkan gambar
Gambar adalah salah satu elemen blog atau website yang berukuran cukup besar. Semakin besar ukurannya, tentu akan membuat loading blog semakin lambat. Padahal pagespeed adalah faktor penting yang sangat diperhatikan oleh Google. Tidak hanya itu, loading website yang cepat juga akan memberi user experience yang baik baik pengunjung.
Untuk memperkecil ukuran gambar, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan:
a. Memilih format gambar yang tepat
Meski kini sudah ada format baru yang lebih baik seperti SVG atau WebP, format gambar terpopuler yang masih umum dipakai adalah JPEG, PNG, dan GIF. Tidak ada format gambar yang lebih baik dari format gambar lainnya. Ketiganya sama-sama bagus tergantung gambar seperti apa yang ingin kita pakai.
Sebagai contoh, format JPEG akan menghasilkan ukuran yang lebih kecil jika dipakai untuk gambar kompleks seperti manusia atau pemandangan alam. Sedangkan gambar simpel berupa geometri atau teks akan lebih baik disimpan dalam format PNG. Selain berukuran lebih kecil, gambar juga tidak akan terlalu buram saat dikompresi.
Secara umum, format gambar dan pemakaiannya bisa kamu lihat pada daftar berikut:
- JPG/JPEG: Untuk gambar kompleks yang terdiri dari banyak warna seperti gambar pemandangan, makhluk hidup, atau foto objek fisik lainnya.
- PNG: Untuk gambar simpel yang tidak memiliki banyak warna seperti teks/tulisan atau gambar yang menyerupai kartun. Sedikit catatan untuk warna gradasi tidak akan selalu cocok, tergantung sehalus apa gradasi warna yang ingin ditampilkan.
- GIF: Untuk gambar bergerak
b. Menyimpan gambar dalam ukuran yang optimal
Setiap blog memiliki lebar maksimum yang berbeda-beda tergantung tema/template yang dipakai. Semakin besar dimensinya, semakin besar pula ukurannya. Karena itu, gunakanlah gambar dengan ukuran optimum blog kamu.
Sebagai contoh, lebar konten bisablog adalah ±700px. Jadi jika saya memakai gambar dengan dimensi di atas angka tersebut tentu akan sangat mubazir. Karena jika saya memakai gambar dengan lebar 2000px pun, di blog ukurannya akan diperkecil menjadi 700px saja. Padahal yang di-load tetap gambar dengan ukuran aslinya.
Untuk mengetahui dimensi maksimal sebuah blog, kita bisa memakai tools Inspect Element yang ada di setiap browser. Cukup klik-kanan area konten, pilih menu Inspect elemen, lalu kamu bisa melihat dimensi elemen yang dipilih.
c. Kompresi gambar
Meski sudah memilih format gambar serta dimensi yang tepat, file gambar masih bisa diperkecil lagi dengan cara dikompresi. Dan meski ukuran file gambar bisa berkurang cukup banyak, kualitas gambar setelah dikompresi biasanya tidak akan terlalu jauh berbeda dan sulit dibedakan secara kasat mata.
Untuk mengkompresi gambar, kita bisa memakai beragam tools online yang bisa kita pakai gratis. Beberapa di antaranya:
- Compressor.io
- Kraken.io
- TinyPNG
Jika kamu memakai WordPress, bahkan ada plugin khusus untuk mengkompresi semua gambar yang ada di Media Library. Jadi kamu tidak perlu lagi repot mengkompresi semua gambar sebelum diupload ke blog WordPress.
d. Gunakan Lazy Loading
Lazy Loading adalah teknik untuk menunda loading gambar hingga dibutuhkan pengunjung. Ini artinya, saat mengakses sebuah halaman website, gambar yang tidak muncul di area layar tidak akan di-load tersebih dahulu.
Lazy loading akan sangat berguna jika kita banyak memakai gambar pada artikel blog kita. Untuk menambahkan fitur ini, kamu bisa melakukannya secara manual (dengan koding), atau menggunakan plugin (bagi pengguna WordPress).
6. Menambahkan peta situs gambar
Peta situs gambar (image sitemap) adalah sitemap berisi info tentang gambar dan URL gambar tersebut. Cara ini mungkin tidak untuk semua orang karena gambar biasanya akan terindeks secara otomatis saat kita submit sitemap ke Google Search Console.
Namun beda dengan sitemap biasa, image sitemap bisa mengandung URL dari domain lainnya. Hal ini bisa membantu bloger yang menyimpan file gambar website mereka di situs lainnya seperti CDN (Content Delivery Network).
Penutup
Meski kini sudah ada teknologi AI yang sudah cukup canggih, optimasi SEO gambar masih diperlukan untuk membantu Google memilah-milih gambar yang relevan dengan sebuah kata kunci.
Dengan menggunakan gambar yang baik, judul yang sesuai, serta alt-text dan sebuah caption, kita bisa menempatkan gambar pada hasil pencarian teratas meski konten kita tidak masuk dalam ranking terdepan Google. Dengan begitu kita bisa mendapatkan potensi trafik, meski mungkin tidak terlalu banyak.
Namun melihat cukup mudahnya langkah-langkah optimasi SEO gambar di atas, rasanya tidak ada alasan untuk tidak melakukannya secara rutin bukan!